Dalam rangka konsolidasi internal, Kamis (29/7) kemarin Walikota Semarang Soemarmo HS menyambangi Kantor PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Kedatangannya tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perusahaan daerah itu pasca pengunduran diri Direksi umum beberpa waktu lalu. Hal ini berkaitan pula dengan akan diadakannya pemilihan jajaran direksi dan dewan pengawas pada beberapa waktu mendatang.
Seperti yang banyak diberitakan akhir-akhir ini, PDAM Kota Semarang banyak mengalami masalah pelik baik internal maupun eksternal. Soemarmo menyebutkan PDAM merupakan perusahan yang seharusnya memonopoli pengelolaan air minum, tetapi PDAM Kota Semarang tidak bisa seperti di Balik Papan Atau kota-kota lain. “Untuk itu, saya sangat berharap PDAM Kota Semarang dapat setara dengan PDAM di kota-kota lain” ujarnya mengkaitkan dengan slogan ‘Waktunya Semarang Setara’.
Image“Untuk mencapainya marilah masyarakat Kota Semarang secara keseluruhan termasuk birokrasi dan PDAM bekerja tidak dengan saling menyayangi, memberi, dan saling menopang. Dengan begitu kita dapat membangun Kota Semarang dengan hati sehingga keputusan dan langkah yang kita ambil akan bersih,” lanjut Soemarmo bijak.
Terkait dengan seleksi direksi dan dewan pengawas, pihaknya akan melakukan audit bersama BPKP. Audit ini dilakukan bukan untuk mecari kesalahan seseorang, melainkan sebagai bahan acuan untuk penawaran bagi calon-calon direksi yang akan melamar.
Dalam rencana tersebut Soemarmo akan meminta bisnis plan kepada calon pelamar dalam hal penanganan kebocoran, peningkatan kesehatan PDAM, serta penyediaan pelayanan terbaik. “Tim seleksi sudah ditandatangani dan pada hari Selasa mendatang kami akan bertemu. Disini saya tekankan sedikitpun tidak ada intervensi. Siapapun boleh turut serta dan yang terbaik itulah yang terpilih menjadi sang nahkoda PDAM Kota Semarang,” sambungnya.
Ia mengingatkan, jika ada intervensi, pegawailah yang akan rugi. Kinerja pemimpin belum tentu baik yang akan mengakibatkan penurunan income sehingga gaji dan insentif lain secara otomatis akan berkurang. Selain itu, hal ini dilakukan guna memberi kepuasan kepada pelanggan PDAM yang saat ini berjumlah 56%. “Saya berharap jumlah itu akan meningkat menjadi 65% bahkan lebih dengan adanya Waduk Jatibarang yang juga berfungsi sebagai pembangkit listrik, wisata, serta penampungan air sebagai bahan untuk air minum”.
ImageDalam kesempatan yang sama, Soemarmo mengungkapkan rasa kecewa terhadap pihak Pelabuhan dalam pemanfaatan air PDAM dengan kurang baik. “Di Pelabuhan sudah dibuatkan jaringan air PDAM, pada saat perjanjian pihak PDAM akan menggunakan air PDAM, tetapi kenyataanya mereka tetap menggunakan air tanah. Hal itu tentu saja merugikan sekaligus dapan menyebabkan tingginya rob akibat penurunan tanah,” sebut mantan lurah itu.
Dengan demikian, ia menambahkan, tidak akan ada lagi rekomendasi untuk pengambilan air bawah tanah terutama di daerah bawah, baik untuk pabrik maupun hotel. Selain itu pihaknya akan mengecek seluruh perijinan terkait hal itu setiap bulan.(wa5)
0 komentar:
Posting Komentar